Struktur organisasi menurut Wikipedia
adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang
ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan.
Definisi lain struktur organisasi
menurut Robbins (1994) adalah pengakuan organisasi akan adanya kebutuhan
untuk mengkoordinasikan pola interaksi para anggota organisasi secara
formal.
Sementara sumber lain menyebutkan bahwa
struktur organisasi merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan
alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian
kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana
keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan dikomunikasikan.
Banyak lagi definisi struktur organisasi
yang dikemukakan oleh para teoritisi. Bila merujuk kepada semua
definisi struktur organisasi diatas maka tidak ada kesepakatan antara
para teoritikus mengenai apa yang dimaksudkan sebagai struktur
organisasi.
Pandangan mengenai struktur organisasi
berkembang pesat sekitar tahun 1960. Menurut Breeh, 1957, dalam Lex
Donaldson, 1995, sampai kira-kira akhir tahun 1950’an, teori struktur
organisasional didominasi oleh teori manajemen klasik, yang menyatakan
bahwa ada satu struktur terbaik bagi organisasi. Perpaduan ini
menghasilkan sintesa bagi pengembangan teori struktur, dimana struktur
yang terbentuk pada sebuah organisasi akan menjadi terdesentralisasi
atau sebaliknya menjadi struktur yang lebih partisipatoris adalah
bergantung pada situasi mereka.
Pada umumnya struktur organisasi
berbentuk piramida karena merupakan sebuah gambaran mengenai bagaimana
para manajer harus mendelegasikan otoritas dalam organisasi yang besar,
dan hanya keputusan yang tidak biasa atau yang yang merupakan
kekecualian yang harus kembali ke hierarki atas untuk diputuskan.
Struktur terbaik bagi sebuah organisasi adalah yang mendukung upaya
kerja yang efektif dan meminimalkan kompleksitas.
Salah satu model struktur yang terkenal
paling berhasil adalah hierarki sederhana Gereja Katolik Roma. Desainnya
yang sederhana dan terdiri dari 5 tingkat telah terbukti efektif selama
lebih dari 2000 tahun. Gereja tersebut memiliki 400.000 orang imam,
namun wewenang bergerak kebawah dari paus ke kardinal, dan ke uskup
agung, dan akhirnya ke pastor paroki.
Desain Organisasi Umum
Struktur sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah
struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah,
rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja,
dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan
dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang
satu dan sama.
Kekuatan dari struktur ini adalah
kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan,
ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu
kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana
pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak
memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang
rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan
beban (overload) di puncak.
Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan
tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi,
aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan
ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang
kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai
komando.
Kekuatan utama birokrasi ada
kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat
efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang
diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena
tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan
organisasi. Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak
sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi
karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah
yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan
terprogram yang mapan.
Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur
yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan
departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat
ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang,
laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah
sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan
manajemen, dan perusahaan hiburan. Juga pada lingkungan yang luas dan
ekstrim, biasanya dihadapi perusahaan multinasional (MNC), koordinasi
keseluruhan dilakukan dengan menciptakan struktur matriks (Doz and
Prahalad, 1984, 1991).
Pada hakikatnya, struktur matriks
menggabungkan dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk.
Kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada
penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan
sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk
keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi
tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka
rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi produk, di
lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.
Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis
untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran.
Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas
atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan
duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut
sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata
dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga
karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan -manajer departemen
fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai
komando ganda.
Desain Struktur Organisasi Modern
Struktur tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim
sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktur ini
meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi
pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong
karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.
Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis secara detail.
Organisasi Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah
organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang
kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang
diberdayakan.
Komponen Pembentukan Struktur Organisasi
Merujuk pada struktur organisasi menurut
Robbins (1994) maka struktur organisasi itu berakar pada pengakuan
organisasi akan adanya kebutuhan untuk mengkoordinasikan pola interaksi
para anggota organisasi secara formal. Struktur organisasi menetapkan
bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme
koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Dengan
pemahaman demikian Stephen P. Robbins kemudian mengurai komponen
struktur organisasi dalam tiga komponen sebagai berikut: kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi.
Kompleksitas
Kompleksitas berhubungan
dengan pertimbangan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi.
Termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja,
jumlah tingkatan dalam hierarki, serta sejauh mana unit-unit organisasi
tersebar secara geografis.
Elemen-elemen utama dari kompleksitas antara lain: Diferensiasi horizontal merujuk
pada pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi
para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan, dan tingkat
pendidikan serta pelatihannya. Diferensiasi vertikal merujuk pada
kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat demikian pula
kompleksitasnya, karena jumlah tingkatan hierarki dalam organisasi
bertambah. Diferensiasi spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik dan personalia sebuah organisasi tersebar secara geografis.
Formalisasi
Formalisasi berhubungan dengan sejauh
mana tingkat organisasi menyandarkan dirinya kepada peraturan dan
prosedur untuk mengatur perilaku dari para pegawainya. Formalisasi
adalah suatu ukuran tentang standarisasi. Standarisasi perilaku dipakai
untuk mengendalikan keanekaragaman. Tehnik-tehnik formalisasi antara
lain: seleksi, persyaratan peran, peraturan, prosedur, dan kebijakan, pelatihan, dan ritual.
Tehnik-tehnik formalisasi ini bertujuan mengidentifikasi para individu
yang akan cocok dan membuktikan loyalitas dan komitmen mereka terhadap
organisasi.
Sentralisasi
Sentralisasi berhubungan dengan
pertimbangan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan. Dimana
sentralisasi dan desentralisasi merupakan ujung dari sebuah rangkaian
kesatuan (continuum). Sentralisasi adalah unsur yang paling kompleks dalam pembentukan struktur organisasi.
Hubungan Antara Kompleksitas, Formalisasi, dan Sentralisasi
Kompleksitas dan sentralisasi memiliki
hubungan yang berbanding terbalik antara keduanya. Makin tinggi tingkat
kompleksitas maka ada kecenderungan desentralisasi. Kompleksitas dan
sentralisasi kaitannya dalam hal praktis misalnya makin terlatih seorang
karyawan maka ia akan memperoleh porsi desentralisasi lebih. Sementara
makin besar sentralisasi keputusan tentang pekerjaan, maka makin kurang
pula kemungkinannya para pegawai menjalani pelatihan profesional.
Sentralisasi dan formalisasi tidak
demikian jelas hubungannya dibandingkan dengan hubungan
sentralisasi-kompleksitas. Penelitian dini menemukan tidak adanya
hubungan yang kuat antara sentralisasi dan formalisasi. Penelitian
kemudian melaporkan adanya hubungan yang negatif antara kedua komponen
tersebut; artinya organisasi mempunyai baik formalisasi maupun
desentralisasi yang tingggi. Kesimpulan akhir dari penelitian
selanjutnya adalah formalisasi yang tinggi dapat ditemukan bersama-sama
dengan struktur yang disentralisasi maupun yang didesentralisasi.
Faktor Penentu Struktur Organisasi
Sebagian organisasi terstruktur pada
garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti
karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang
diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:
Strategi
Pandangan awal tentang apa yang
menentukkan struktur adalah tujuan serta strategi organisasi. Strategi
menjadi determinan utama dari struktur. Strategi ditetapkan sebagai
sesuatu yang mencakup tujuan jangka panjang sebuah organisasi ditambah
dengan arah tindakan yang akan memberikan cara ke arah pencapaiannya.
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen
untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi
organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus
terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika
manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya,
struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan
ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga
dimensi yaitu inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan pada desain
struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang
menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan.
Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian
biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran
yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah
strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya
setelah viabilitas terbukti.
Bebarapa ahli yang mengamati keterkaitan
strategi dan struktur organisasi antara lain: Chandler: ia telah
mempelajari hampir 100 perusahaan terbesar di Amerika dan berkesimpulan
bahwa struktur mengikuti strategi. Pilihan-pilihan struktur menurut
Chandler, menjadi penentu strategi atau besaran (size)
organisasi. Miles dan Snow: mereka menawarkan empat kategori tipologi
strategi-struktur yang memungkinkan dibuatnya prediksi struktural
tertentu. Porter: ia mengajukan bahwa organisasi dapat mengejar salah
satu dari empat buah strategi: cost leadership, differentiation, focus, dan stuck in the middle. Menurut Porter prediksi struktur organisasi tertentu dapat dibuat bagi dua strategi pertama yaitu cost leadership dan differentiation. Miller: ia memperkenalkan sebuah kerangka kerja strategi yang terdiri atas empat dimensi inovasi, diferensiasi, pemasaran breath, dan pengendalian biaya yang mengintegrasikan karya Chandler, Miles dan Snow, dan Porter.
Argumen yang menolak keterkaitan antara
strategi dan struktur organisasi umumnya berfokus pada tiga faktor yaitu
(1) kebebasan manajerial atas perubahan strategi mungkin lebih sedikit
dari yang dikatakan (2) jika tingkat persaingan rendah, maka ketinggalan
tersebut dapat mengakibatkan interaksi antara strategi dan struktur
organisasi terlihat hampir tidak berhubungan (3) struktur dapat
menentukan strategi ketimbang sebaliknya.
Keterkaitan antara industri dan struktur
organisasi didasarkan oleh pemahaman bahwa industri adalah tempat
beroperasinya organisasi yang memengaruhi strategi dan karenanya
berdampak pada pembentukan struktur. Industri berbeda-beda dalam
hubungannya dengan kemungkinan pengembangannya, kendala peraturan
pemerintah, hambatan untuk memasuki industri tersebut, dan sebagainya.
Kebanyakan perusahaan dalam sebuah industri tertentu mempunyai
kesamaan-kesamaan dalam karakteristik-karakteristik tersebut. Hasilnya
adalah bahwa perusahaan dalam kategori-kategori industri cenderung
mempunyai struktur organisasi yang sama.
Besaran organisasi
Besaran organisasi didefinisikan sebagai
jumlah keseluruhan pegawai. Terdapat banyak bukti yang mendukung ide
bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi
strukturnya. Lebih dari 80 persen penelitian yang menggunakan besaran
organisasi sebagai variabel mendefinisikannya sebagai jumlah total
pegawai. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan
2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi,
departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan
daripada organisasi kecil. Hal ini konsisten dengan asumsi bahwa karena
manusia serta interaksinyalah yang terstruktur, maka jumlah mereka harus
dihubungkan secara lebih dekat dengan struktur daripada dengan ukuran
besaran lain. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih,
ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak
ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.
Besaran mempunyai pengaruh cukup besar
terhadap diferensiasi vertikal. Dampak besaran terhadap diferensiasi
spatial tidak jelas. Peningkatan formalisasi berhubungan erat dengan
dengan peningkatan besaran organisasi. Sementara hubungan besaran
organisasi dan sentralisasi mempunyai hubungan yang terbalik, namun
penelitian memperlihatkan temuan yang bermacam-macam. Kajian besaran
diatas merujuk pada ukuran besaran organisasi menengah dan besar.
Sementara pada perusahaan kecil mereka menghadapi masalah yang berbeda
dan mempunyai prioritas yang berbeda. Selain itu ada fakta bahwa
perusahaan kecil mempunyai karakter yang berbeda dimana manajer mereka
mempunyai pilihan struktural yang lebih terbatas.
Teknologi
Teknologi merujuk pada proses serta metode yang mengubah input menjadi output dalam
organisasi. Bebarapa ahli yang mengamati keterkaitan teknologi dan
struktur organisasi antara lain: Joan Woodward: ia mengajukan tiga jenis
teknologi produksi; unit, mass, dan process.
Kontribusi utamanya terletak pada pengidentifikasian hubungan yang
mencolok antara kelas-kelas teknologi itu dan struktur selanjutnya dari
perusaha-perusahaan tersebut, dan menunjukkan bahwa keefektifan
perusahaan-perusahaann tersebut ada kaitannya dengan kecocokan antara
teknologi dan struktur. Perrow: ia berkesimpulan bahwa semakin rutin
teknologi, maka semakin terstruktur organisasinya. Thompson:
penelitiannya memperlihatkan bahwa saling ketergantungan yang diciptakan
oleh teknologi penting dalam menentukan struktur organisasi. Kontribusi
mereka menunjukkan bahwa teknologi rutin secara positif berhubungan
dengan kompleksitas yang rendah dan formalisasi yang tinggi. Teknologi
rutin secara positif berhubungan dengan sentralisasi, namun hanya jika
formalisasinya rendah. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu
teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya
fisik menjadi produk atau jasa.
Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai apa
saja yang berada di luar batas organisasi. Lingkungan sebuah organisasi
terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi
yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini
biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan
pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya. Desain
struktural merupakan alat penting yang dapat digunakan para manajer
untuk menghilangkan atau meminimalkan dampak ketidakpastian lingkungan.
Struktur organisasi secara internal sangat dipengaruhi oleh
ketidakpastian dan perubahan lingkungan. Hipotesis umum tentang
organisasi harus berorientasi pada kebutuhan internal utamanya dan harus
dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungannya (Scott, 1983).
Lawrence dan Lorsch (1967) mengatakan bahwa organisasi dan lingkungan
bagaikan dua gambar pada sebuah mata uang. Makin kompleks lingkungan,
maka makin didesentralisasi pula strukturnya.
Hubungan lingkungan dan struktur adalah
rumit. Robbins (1994) berkesimpulan bahwa (1) dampak lingkungan terhadap
organisasi adalah fungsi dari ketergantungan, (2) lingkungan yang
dinamis mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan yang lebih
statis, (3) kompleksitas dan ketakpastian lingkungan mempunyai kaitan
langsung, (4) formalisasi dan ketakpastian lingkungan mempunyai kaitan
terbalik, (5) makin kompleks lingkungan, makin besar desentralisasi, dan
(6) permusuhan yang ekstrem dalam lingkungan akan mengakibatkan
terjadinya sentralisasi sementara.
Kelemahan Pandangan Strukturalis
Secara keseluruhan pemahaman yang baik
akan pembentukan struktur organisasi tentu saja bermanfaat bagi para
manajer dalam mengelola organisasi mereka, namun bila mereka hanya
terfokus pada bagaimana mengatur dinamika arus informasi dan
diferensiasi internal perusahaan sehingga manajemen perusahaan secara
keseluruhan hanya berkutat pada persoalan informasi dan diferensiasi
perusahaan dan melupakan semua elemen yang menentukan terhadap situasi
perusahaan yang kompleks maka struktur organisasi kemudian hanya akan
menjadi macan kertas belaka karena keformalannya.
Kelemahan berikutnya adalah lingkungan
ternyata tidak sedemikian dinamis seperti yang diasumsikan penganut
teori struktur. Observasi yang lebih tepat mungkin adalah dewasa ini
perubahan tidak lebih dinamis dibanding saat lain dalam sejarah, dan
dampak dari ketidakpastian lingkungan terhadap organisasi berkurang
cukup besar sebagai hasil dari strategi manajerial.
Kelemahan lain adalah studi tentang
struktur organisasi tidak memperhatikan aspek politik dalam pembentukan
struktur. Tesis Pfeffer dan Salancik (1978) tentang pengendalian
kekuasaan menyatakan struktur sebuah organisasi kapanpun merupakan hasil
dari mereka yang mempunyai kekuasaan untuk memilih struktur yang sampai
tingkat semaksimal mungkin mempertahankan dan memaksimalkan control
mereka. Perspektif pengendalian kekuasaan tidak mengabaikan dampak dari
besaran (size), tehnologi atau variabel kontingensi lainnya, malahan
pengendalian kekuasaan memperlakukan variabel kontingensi sebagai
kendala yang dihadapi melalui proses yang disebut sebagai proses
politis.
Demikian sekelumit pemahaman penulis tentang struktur organisasi. Semoga bermanfaat.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi,
http://perilakuorganisasi.com/teori-struktur-kontingensi-structural-contingensy-theory.html,
Robbins, Stephen P. Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi, edisi 3, 1994, Penerbit Arcan, Donaldson, Lex American Anti-Management Theories of Organization, A Critique of Paradigm Proliferation, 1995, Cambridge, University Press.
No comments:
Post a Comment