Download versi docx : https://www.dropbox.com/s/ls5yt8gv7upwd6h/Kepemimpinan.docx
Nama : Dian Ashari
NPM : 18112250
Kelas : 2KA03
1.
Arti Penting Kepimpinan
a.
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang
dijalankan dalam suatu situasi tertentu,
serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum,
Weschler, & Massarik, 1961:24)
b.
Kepemimpinan adalah pembentukkan awal serta
pemeliharaan struktur dalam harapan
dan interaksi (Stogdill, 1974:411).
c.
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit
demi sedikit pada dan berada di
atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi ( Katz & Kahn, 1978:528).
d.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi
kea rah pencapaian tujuan ( Rauch & Behling, 1984:46)
e.
Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti
(pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan
kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (
Jacob&Jacques, 1990:281)
f.
Para pemimpin adalah mereka yang secara
konsisten memberi kontribusi yang efektif
terhadap orde social dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)
g.
Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh
social yang dalam hal ini pengaruh yang
sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas
serta hubungan-hubungan sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2).
2.
Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari
ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di
antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
a.
Tipe
Otokratis
Seorang pemimpin yang
otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan
formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
b. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan
terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme
berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang
pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku
dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
c. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang
tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri
sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa,
bersikap terlalu melindungi (overly
protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
d. Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para
ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki
karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik
yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya
sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan
mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan
tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering
hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur,
kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang
fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma
meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika
Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang
‘ganteng”.
e. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang
kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang
paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan
ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang
termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang
menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain,
selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar
bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun,
karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika
semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepemimpinan
Pemimpin memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan
kelompok dan keinginan kelompok.
Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang
dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa
yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin
memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan
akan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi
dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang
lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan
seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai
seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama
yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat
bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan
gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam
kepemimpinan adalah:
a. Adanya seseorang yang berfungsi
memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
b. Adanya orang lain yang dipimpin
c. Adanya kegiatan yang menggerakkan orang
lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan
tingkah lakunya
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai dan
berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar
maupun kecil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan Davis
menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi,
yaitu :
a.
Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan
yang melebihi para anggotanya
b. Kematangan dan keluasan sosial (social manutary and
breadth)
: seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki
aktivitas dan pandangan yang ckup matang
c. Motivasi dalam dan dorongan
prestasi(Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin
harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
d.
Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan
menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan
antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Faktor
Faktor Dalam Kepemimpinan :
a.
Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang
merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin
itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia
perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
b.
Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor
pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada.
Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung
pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi
manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula
yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya.
Oleh karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
c.
Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan
Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi.
Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis
dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
d.
Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan
untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena
itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling
dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
4. Implikasi Manajerial Kepemimpinan
dalam Organisasi
Teori Managerial Grid
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton
yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan
“concern for production”. Pada dasarnya teorimanagerial grid ini mengenal lima
gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
efisiensi
kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada
penampilan individu dalam organisasi.
a.
Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan
pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , Improvised artinya pemimpin menggunakan
usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini
dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
b.
Country Club artinya kepemimpinann didasarkan
kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan
individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja
yang nyaman dan ramah.
c. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu
organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan
pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok
yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini
adalah kepercayaan dan penghargaan.
d. Task artinya pemimpin memandang dengan kata lain kinerja organisasi
yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja
dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang
dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini
menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan
arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan
pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi
organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam
menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya
orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam
organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya
sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin
yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya,
maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini terjalin
apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal ini
membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan
gaya kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan
integrasi dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya,
kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila
mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain
itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota
organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan
mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Covey, Stephen R., 1996, Princple – Centered Leadership, Jakarta
: Binarupa Aksara
Hersey, Paul & Blanchard, Ken,
1992, Management of Organizational
Behaviour: Unitizing Human Resources 4th Edition terjemahan,
Jakarta: Erlangga
Rowe, Alan J. dkk., 1989, The Leadership in Strategy dalam Strategic Managament A Methodological
Approach, 3rd Edition, USA:Addison-Wesley Publishing Company
Sergiovanni, Thomas J., 1977, Handbook for Effective Department Leadership
Concepts and Practices in Today’s Secondary Schools, Sydney: Allyn and
Bacon, Inc
Jurnal:
Dominata,
Ayurisya., 2012, Teori dan Tipologi
Kepemimpinan, LIPI Mirfani, Aceng Ginintasasi,
Rahayu., 2012, Kepemimpinan, FIP -
UPI
Muhtaram., 2011, Faktor Kepemimpinan dalam Strategi, FIP
- UPI
No comments:
Post a Comment