Nama : Dian Ashari
NPM : 18112250
Peran Komunikasi dalam
Organisasi
1.
Pengertian dan Arti Penting
Komunikasi
Komunikasi adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang
tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah
laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan
(Effendy, 2000 : 13).
Komunikasi adalah proses
pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang
lain (Handoko, 2002 : 30).
Tidak ada kelompok yang
dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara
anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang
lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari
sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).
2.
Jenis dan Proses Komunikasi
2.1. Jenis Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a.
Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari
bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
b.
Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara
mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi
ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi
vertikal yang terjadi secara formal.
c.
Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan
komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang
lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya
menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral (menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke
atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat
dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah.
Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan
instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan,
menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik
terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat
yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan
umpan balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah
tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.
c. Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di
antara kelompok kerja yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada
tingkat yang sama, diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama (Robbins,
2002 : 314-315).
2.2. Proses Komunikasi
Proses
komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya,
sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi
termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain
dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat
menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti sama.
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama. Secara
sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian
pesan dan orang yang menerima pesan.
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap tertentu seperti
tersenyum, mengangkat bahu dan sebagainya. Komunikasi ini disebut komunikasi
nonverbal. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang
efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat
terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang
atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
a.
Komunikator
Komunikator dapat menjadi pihak
yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan
kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang
berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator
tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga
memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang
disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses
komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b.
Pesan
Pesan
merupakan setiap pemberitahuan, kata, atau
komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang
lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan
terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah
jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami
isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.Sedangkan, pesan
non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata
secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan
gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada
pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang
timbul.
c.
Penerima
Penerima
merupakan pihak yang memperoleh pesan atau
stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat
terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik,
mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku
lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi
stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara
garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima
pasif.Penerima pasif adalah orang yang hanya menerima stimulus yang datang
kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta umpan balik (feedback).
Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang
tidak saja menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan
tanggapan atau feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.
d. Feedback
Balikan adalah isyarat atau
tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun
nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya
terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan
untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan
tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya
merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan
sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
1. Komunikasi Efektif
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan
beberapa hal, yaitu:
a.
Persepsi
b. Ketepatan
c. Kredibilitas
d. Pengendalian
e.
Keharmonisan.
Kesimpulan adanya proses komunikasi:
a. Komunikasi bersifat dinamis.
b. Tahapan proses komunikasi bermanfaat
untuk analisis.
c. Proses komunikasi dapat terhenti setiap saat.
d.
Pesan komunikasi tidak harus diterima.
e. Tindak komunikasi merupakan indikasi komunikasi.
2.
Implikasi Manajerial
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) implikasi mempunyai
arti yaitu akibat. Kata implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek salah
satu aspek yang akan saya bahas kali ini implikasi manajerial. Dalam manajemen
sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
1.
Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan
representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
2.
Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke
depan dan perumusan tindakan.
Jadi
implikasi manajerial memiliki arti proses pengambilan keputusan partisipatif dalam organisasi manajerial yang baik.
Teori Managerial Grid
Teori
dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi
dalam kepemimpinan, yaitu “concern for
people” dan “concern for production”.
Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang
didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
1.
Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha
yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap
cukup untuk mempertahankan organisasi.
2.
Country Club artinya kepemimpinann didasarkan
kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan
individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja
yang nyaman dan ramah.
3.
Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu
organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan
pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok
yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini
adalah kepercayaan dan penghargaan.
4.
Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor
utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu
dalam organisasi.
5.
Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan
pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata
lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan
kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Jiwanto,
Gunawan., Komunikasi dalam Organisasi, Pusat Pengembangan Manajemen Andi
Offset, Yogyakarta. 1985
Liaw, Ponijian., The Art of Communication that Works. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2008
Pace R. Wayne
and Faules, Don F, Komunikasi Organisasi, ROSDA,
Bandung. 2000
Purwanto, Djoko, Drs., M.B.A. Komunikasi
Bisnis. Edisi Ketiga. Ciracas, Jakarta. Penerbit Erlangga.
Uchjana
Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung. 1992
Jurnal:
Hadi, Ido Priyono., Komunikasi dalam Sebuah Organisasi.
Hans Joni., Proses
Komunikasi
No comments:
Post a Comment