Nama :
Dian Ashari
NPM :
18112250
Kelas :
2KA03
1. Pengertian dan Karakteristik
Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga,
kelompok diskusi, kelompok pemecahan
masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga
melibatkan komunikasi antar pribadi. Karena itu kebanyakan
teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Menurut para ahli, kelompok dapat didefinisikan:
Menurut Homans (1950) : kelompok
adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu
tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi
dengan semua anggota secara langsung.
Menurut Merton, kelompok merupakan
sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan,
sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai
niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moraluntuk menjalankan
harapan peran.
Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah
sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang
lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap
diri mereka sebagai suatu kelompok.
Menurut Muzafer Sherif, Kelompok adalah kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu
itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma
tertentu.
Karateristik Kelompok
Ada dua karakteristik yang melekat pada
suatu kelompok, yaitu norma dan peran.Yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang
dalam suatu
kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial,
prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota
kelompok.
Sedangkan norma prosedural menguraikan
dengan lebih rincibagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatukelompok
harus membuat keputusan.
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri-ciri,
yaitu :
1.
Terdiri dari 2 orang atau lebih
2.
Adanya interaksi yang terus menerus
3.
Adanya pengembangan identitas kelompok
4.
Adanya norma-norma kelompok
5.
Adanya diferensiasi peran
6.
Peran yang saling tergantung
7.
Produktivitas bertambah atau meningkat
8.
Saling membagi tujuan yang sama
2. Tahapan Pembentukan Kelompok
Model
pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965).
Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik
dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
a.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini
kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung
untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum
saling mengenal dan belum saling percaya.
b.
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai
mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka
membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok
saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.
Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk
pada tahap ini.
c. Tahap
3 – Norming
Terdapat
kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab
telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring
dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
d. Tahap
4 – Performing
Kelompok
dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa
ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling
bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
e.
Tahap 5 – Adjourning
dan Transforming
Tahap dimana
proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada
tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
3. Kekuatan Team Work
Teamwork
atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk
mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork
merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencpai
tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua
tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.
Berikut poin-poin
teamwork yang baik:
1.
Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya
dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
2.
Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah
kerja individual.
3.
Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang
Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
4.
Ketika berada dalam teamwork, segala ego
pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
5.
Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah
target bersama, bukan individual.
6.
Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah
nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
7.
Saling pengertian terhadap karakter
masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
8.
Jika setiap orang bekerjasama via bidang
masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
9.
Individu yang egois mengejar target pribadi akan
menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B
mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10. Keahlian
masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat
proses pencapaian target.
11. Kendalikan
ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan
kerjasama.
12. Dengan
pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak
perlu waktu yang lama.
13. Ingatlah
selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream
work’.
4. Implikasi Manajerial
Teori
X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967) yang
memiliki pandangan yang berbeda terhadap manusia yaitu pada dasarnya manusia
bersifat negative (Teori X) dan bersifat positife (Teori Y) Mc. Gregor
menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan
pada pengelompokan asumsi tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk
perilakunya terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut.
Dalam
Teori X terdapat empat asumsi , yaitu diantaranya :
1.
bawahan tidk suka bekerja dan bilamana mungkin
akan berusaha menghindarinya
2.
karena bawahan tidak suka bekerja , mereka harus
dipaksa , dikendalikan atau diancam dengan hukuman
3.
bawahan akan mengelak tanggung jawab dan sedapat
mungkin hanya mengikuti perintah formal
4.
kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar
tidak ada alasan untuk dipecat ) dan hanya menunjukan sedikit ambisi
Sedangkan
, dalam teori X diasumsikan bahwa :
1.
bawahan memandang bahwa pekerjaan sama
alamiyahnya dengan istirahat dan bermain
2.
seseorang yang memiliki komitmen paada tujuan
akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri
3.
seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar
untuk menerima , bahkan mencari tanggung jawab
4.
kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat
keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan tanggung jawab)
Implikasi
Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Teori ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi
orang-orang dengan tipe dan y sehingga mampu berkontribusi dalam suatu
organisasi . Tipe X yang cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah,
mungkin akan membutuhkan saluran komunikasi yang formal , dimana pemimpin dapat
menginstruksikan berbagai perintah secara formal. Berbeda dengan tipe Y ,
antara pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal
atau partisipatif. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling
memahami dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik.
Motivasi
yang diberikan kepada tipe x , mungkin akan cenderung dengan pemberian hukuman
yang tegas sehingga berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan
sangat dibutuhkan . sedangkan untuk tipe y , komunikasi akan sangat
mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi
diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan,
2004. “Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok” : Rhineka Cipta.
Hartinah,
Sitti, 2010. “Konsep Dasar Bimbingan Kelompok” : Refika Aditama.
Sudjarwo,
2011. “Dinamika Kelompok” : Mandar Maju.
Jurnal:
Ali Ini, Definisi
Kelompok, Universitas Padjajaran : 2012
No comments:
Post a Comment