Berbicara
mengenai keadilan pastilah sangat kompleks dan sangat umum sekali di
masyarakat. Keadilan berkaitan dengan konteks kebenaran, seimbang, dan
kebijaksanaan. Di zaman sekarang penerapan nilai keadilan semakin kompleks dan
terkadang kita menafsirkannya dengan cara yang berbeda-beda. Tidak usah
jauh-jauh, setiap hari baik di media cetak ataupun media elektronik banyak
sekali pemberitaan mengenai ketidakadilan dan bentuk-bentuk penyimpangan dari
nilai keadilan itu sendiri.
Di negeri
kita sendiri, keadilan dibilang masih menjadi harga mahal dan hukum di negeri
kita seolah dipermainkan alih-alih mengatakan keadilan itu sendiri. Hukum dan
aturan yang seharusnya tegas bisa saja ‘diubah-ubah’ asal ada uang dan jabatan.
Contoh kasusnya misal akhir-akhir ini ada seorang nenek dilaporkan oleh anaknya
sendiri karena mencabut pohon tersebut di atas tanah milik anaknya sendiri.
Padahal, sebelumnya tanah tersebut merupakan milik si nenek tersebut. Kemudian
karena si nenek dan anaknya dimediasi dan tidak menemukan titik temu akhirnya
si nenek terpaksa harus menjalani meja hijau karena perkara ingusan seperti
ini. Coba kita bandingkan dengan para elit-elit politik di negeri ini yang
hanya rajin ‘berkicau’ tanpa mau bertindak. Kasus-kasus yang mendera mereka
bukan hanya sebatas mencuri pohon saja, melainkan mencuri uang rakyat dan
menghalalkan segala cara untuk meraih jabatan dan kekayaan dari hasil yang tidak
benar. Misalnya kasus korupsi Hambalang dan korupsi di tubuh partai Demokrat
yang semakin larut dan tak jelas. Hukum di negeri kita seakan hanya tegak ke
bawah saja dan bukannya tegak dari bawah hingga ke atas. Kalau di luar
Indonesia misalnya kasus etnis Rohingnya dan pemerintah Myanmar, lalu kasus
sengketa Sabah dengan pemerintah Malaysia dan masih banyak lagi.
Keadilan
sepertinya hanya milik mereka yang memiliki jabatan dan uang saja. Mereka yang
tidak apa-apa ditindas oleh mereka yang memiliki segalanya. Hanya segelintir
orang-orang yang bisa menegakkan keadilan, itu pun tak seberapa. Saya berharap
kita seharusnya sadar akan kehidupan kita. Jika keserakahan, keegoisan, dan kebodohan
masih melekat dalam setiap individu maka keadilan dan kebijaksanaan tidak akan
berkembang. Pendidikan Agama sepertinya belumlah cukup untuk mengatasi hal ini.
Banyak juga mereka yang berjilbab tapi melakukan korupsi dan tindakan melanggar
hukum. Mungkin dengan memberikan efek jera kepada mereka yang berbuat tidak
adil akan membantu penegakkan hukum dan keadilan di negeri ini.
Semoga semua makhluk berbahagia –
Be Happy! ☺
No comments:
Post a Comment