Kasus Mario yang berhasil menyusup ke ruang roda pesawat bisa mengundang orang lain untuk mengikuti jejaknya. Anak-anak muda, yang berjiwa nekad dan menyukai tantangan akan mencoba. Walau Mario jatuh sakit dan dijadikan tersangka, hal itu tidak akan membuat efek jera dan menyurutkan niat orang yang nekad. Mereka justru menganggap apa yang dilakukan oleh Mario adalah sesuatu yang sangat menarik.
Memang aksi Mario baru
pertama kalinya terjadi di Indonesia. Sebuah ide yang terpikirkan oleh anak
muda yang mempunyai imajinasi yang tinggi. Mario hanya seorang anak yang sedang
berusaha meraih salah satu mimpinya, yang selama ini terhalang oleh kondisi
perekonomian keluarga. Ia tidak pernah berpikir tentang akibatnya. Mario hanya
ingin mewujudkan angan-angannya selama ini.
Ulah Mario mencerminkan
pola pikir dan tindakan anak muda pada umumnya, panjang angan dan dipenuhi
mimpi. Sebaliknya sangat sembrono dan tergesa-gesa, sulit untuk mengendalikan
diri. Apa yang diinginkannya harus segera terlaksana, apapun resikonya. Sampai
sekarang saya yakin bahwa Mario sama sekali tidak menyesal dengan perbuatannya.
Ia justru merasa senang dan bangga berhasil melakukan apa yang direncanakan
jauh-jauh hari. Ini justru membuat Mario bermimpi lebih jauh.
Pemberitaan yang
bertubi-tubi di media massa tentang keberhasilan Mario menjadi penumpang
gelap pesawat akan memancing keinginan anak-anak muda lainnya. Tanpa disadari
Mario akan menciptakan peniru-peniru yang ingin mengikuti perbuatannya.
Terutama anak-anak muda dari daerah-daerah di luar Jawa, yang selama ini belum
pernah menginjak Jakarta. Bagaimana pun, melihat ibukota adalah sesuatu yang
sangat didambakan oleh mereka. Anak-anak itu bisa saja segera mencari celah
bagaimana bisa datang ke ibukota dengan gratis.
Maka anak-anak muda itu tidak hanya menyasar
pada pesawat. Ingat, transportasi yang bisa keliling Indonesia bukan hanya si
burung besi, masih ada kapal-kapal besar yang selalu menyusuri perairan
Indonesia. Mereka bisa saja menyusup ke dalam Kapal-Kapal Pelni yang sudah
dipastikan akan berlabuh ke bandar Jakarta. Jadi, yang perlu diwaspadai adalah
pelabuhan udara dan pelabuhan laut. Meskipun, tingkat bahaya penyusupan ke
kapal laut sangat rendah. Kecuali jika mereka adalah antek-antek dari teroris.
Khusus pengamanan bandara,
memang harus segera ditingkatkan. Terutama bandara-bandara kecil yang berada di
luar Jawa dan Sumatra. Sejauh pengalaman saya ke berbagai propinsi, banyak area
bandara yang memungkinkan untuk dimasuki para penyusup. Bahkan ada yang tidak
berpagar dan tak terurus, penuh semak dan rerumputan tinggi. Hal ini sangat
mempermudah penyusup masuk dan bersembunyi.
Otoritas bandara di daerah
mungkin tidak memiliki personel yang cukup untuk mengawasi seluruh area
bandara. Hal yang perlu dilakukan adalah memasacang CCTV di setiap sudut agar
selalu terpantau oleh pihak keamanan. Selain itu, harus ada kerjasama antara otoritas
bandara dengan Pemda setempat yang bisa membantu mengerahkan patroli keamanan.
Dengan demikian kita berharap kasus seperti Mario tidak terulang lagi.
No comments:
Post a Comment