Categories

Wednesday, March 27, 2013

Manusia dan Cinta Kasih



Salah satu hal yang mudah untuk diucapkan tetapi dalam kesehariannya sulit dipraktikkan adalah ’Cinta Kasih’. Sesungguhnya, cinta kasih bukan hanya sekadar kata-kata. Ketika seorang suami mengatakan cinta kepada istrinya, maka hal itu kita katakan sebagai cinta kasih. Sesungguhnya bukan demikian. Memang, kata-kata cinta seperti itu akan membawa kebahagiaan bagi istrinya, tetapi apabila tidak disertai dengan tingkah laku yang baik, maka kata cinta tersebut bagaikan tong kosong yang nyaring bunyinya, yaitu kata-kata kosong yang tidak ada maknanya. Cinta kasih yang universal sesungguhnya sangat mulia. Mengapa? Karena cinta kasih yang diajarkan bukan hanya kepada orang-orang terdekat kita, seperti orangtua, saudara, ataupun sahabat, tetapi cinta kasih kepada semua makhluk di alam semesta (Cinta Kasih Universal).
Cinta kasih seharusnya dikembangkan melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan. Cinta kasih tidak akan sempurna apabila hanya dilakukan dengan pikiran saja. Cinta kasih tidak akan sempurna apabila hanya dilakukan dengan perbuatan. Cinta kasih tidak akan sempurna apabila hanya dilakukan dengan ucapan. Ketiga hal tersebut, merupakan suatu pedoman untuk mengembangkan cinta kasih kita kepada orang-orang di sekitar kita, dan juga kepada semua makhluk.
Lalu bagaimana cara kita untuk mengembangkan cinta kasih ataupun belas kasih? Salah satu caranya adalah kita perlu memahami hakikat bahwa pada dasarnya motif seseorang/mahluk dalam bertindak adalah dia ingin bahagia. Semua makhluk pada dasarnya ingin bahagia. Bahkan seekor semut pun sama dengan kita, dia juga ingin bahagia. Saat kita menghadapi musuh kita, mungkin musuh kita berusaha untuk melukai kita. Namun, ingat lah bahwa dia melakukan itu semua semata-mata hanya agar dirinya bahagia. Setelah mengerti hal ini, kita tidak terjabak lagi dalam emosi kebencian, sehingga kita bisa berpikir lebih jernih.
Yang perlu kita pikirkan adalah kenapa dia membenci ku? Apa yang harus aku lakukan agar dia tidak membenci ku lagi? Dengan berpikir demikian, kita sudah memancarkan cinta kasih yang luar biasa.
Kita bisa menerapkan cinta kasih ini ke semua mahluk di sekitar kita, kepada teman kita, kepada saingan kita, kepada anjing galak, kepada pencuri, dan kepada semua mahluk, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
“Apabila tidak mengerti, maka hal ini bagaikan seseorang yang menyeberangi lautan luas tanpa ada tujuan yang jelas, maka ketika berada di tengah laut, orang tersebut kebingungan ‘mau ke mana dia akan berlayar? Demikian juga, cinta kasih yang dikembangkan seseorang sesungguhnya mempunyai manfaat yang sangat besar” (Ekādasakanipāta Sutta, Anguttara Nikāya)

No comments:

Post a Comment