Angeline, gadis kecil yang cantik itu akhirnya ditemukan setelah 20 hari dilaporkan hilang. Tragisnya, ia ditemukan dikubur di rumah orangtua angkatnya dalam kondisi tertelungkup dan memeluk boneka.
Netizen berduka,
ucapan belasungkawa dan rangkaian doa mengiringi kembalinya gadis kecil berusia
8 tahun tersebut ke hadirat-Nya seraya menuntut pihak kepolisian agar mengusut
tuntas kasus tersebut. Kecurigaan masyarakat dialamatkan pada Margaretha
Megawe, ibu angkat yang mengadopsi Angeline sejak ia masih berusia tiga hari.
Menurut penuturan beberapa saksi, semasa hidupnya
Angeline kerap mendapat perlakuan tak manusiawi dari ibu angkatnya tersebut.
"Pernah saya dengar ibunya
mengumpat kepada dia. Ngomongnya begini, 'kalau tidak membantu kasih makan
ayam, mending ia keluar dari rumah ini," ujar Agustinus Tae (25)
tetangga korban.
Setiap hari sepulang sekolah, Angeline
hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja memberi makan ayam yang dipelihara
oleh sang ibu. Bila tidak memberi makan ayam, menurut kesaksiannya, ibunya
tak segan memarahi.
Keseharian Angeline juga dinilai
menyedihkan oleh Kepala Sekolah SD 12 Sanur, Ketut Ruta, tempat Angeline
bersekolah. Ruta bahkan pernah meminta agar dapat merawat Angeline, namun
permintaan itu ditolak oleh orangtua angkat Angeline.
"Anak itu dari segi akademis
agak kurang dibandingkan teman lainnya. Ia sering diam, menutup diri, dan
tidak mau bergaul. Kondisinya sangat memprihatinkan," tutur Ruta
seperti dikutip dari Tribun News.
Wali kelasnya bahkan pernah memandikan
Angeline karena siswi kelas II SD tersebut datang ke sekolah dengan pakaian
dekil dan bau badan yang tak sedap.
Sungguh memilukan.
Karena perlakuan buruk itulah,
masyarakat dan netizen menuding kematian Angeline ada kaitannya dengan ibu
angkatnya, Margaretha. Namun Margaretha sendiri selalu menyatakan bahwa
ia sangat menyayangi Angeline seperti gadis itu menyayanginya. Ia bahkan
pernah mengancam akan membunuh siapapun yang berani mengambil Angeline dari
tangannya.
Kronologi Tragedi
yang Menimpa Angeline Sejak Hilang Hingga Ditemukan
- 16 Mei 2015
Angeline terakhir terlihat di halaman
rumahnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali. Investigasi Komnas Anak
menyatakan tetangga melihat pintu pagar rumah Angeline terkunci saat itu.
"Artinya, hanya orang rumah yang tahu keberadaan terakhir
Angeline. Dia tidak keluar," kata Arist.
- 17 Mei 2015
Kakak angkat Angeline - Christina dan
Ivon - mengumumkan hilangnya Angeline pada laman Facebook berjudul "Find
Angeline-Bali's Missing Child". Mereka memasang sejumlah foto bocah yang
senyumnya tampak ceria itu. Keduanya juga mengajak masyarakat ikut
mencari Angeline. Masyarakat, dari artis hingga pejabat, geger ikut
membantu pencarian bocah malang tersebut.
- 18 Mei 2015
Tiga hari setelah menghilang, keluarga
melapor ke Kepolisian Sektor Denpasar Timur. Polisi memeriksa sejumlah saksi,
yaitu Margareth (ibu angkat Angeline), Antonius (pembantu sekaligus penjaga
rumah), dan seorang penghuni kontrakan milik Margareth bernama Susianna.Polda
Bali memperluas pencarian di seluruh perbatasan Bali, Banyuwangi, dan Nusa
Tenggara Barat. Mereka juga memeriksa rumah Margareth tiga kali.
Pemeriksaan pertama dan kedua selalu dihalangi pemilik rumah.
- 24 Mei 2015
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist
Merdeka Sirait mengunjungi rumah Margareth pada malam hari. Arist menengok
kamar tidur Margareth yang juga sering dipakai Angeline. Menurut Arist,
rumah itu tak layak huni karena acak-acakan, kotor, dan bau kotoran
hewan. Margareth memelihara puluhan anjing dan ayam di rumahnya. Di
kamar tidur, Arist mencium bau anyir yang berbeda dengan bau kotoran hewan.
"Tidak ada seprei terpasang dan ruangannya bau anyir," ujar
Arist. Kecurigaan itu segera dilaporkan kepada polisi.
- 5-6 Juni 2015
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi serta Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi rumah Margareth dalam
kesempatan berbeda, namun kedatangan keduanya ditolak keluarga Angeline.
- 9 Juni 2015
Guru SD Negeri 12 Sanur Bali, tempat Angeline sekolah, menggelar sembahyang di depan Pura Penyimpangan Batu Bolong, depan rumah Angeline. Persembahyangan digelar untuk meminta petunjuk paranormal. Mereka mengaku mendengar suara Angeline. - 10 Juni 2015
Polisi menemukan jasad Angeline di
pekarangan rumah Margareth. Angeline ditemukan dikubur pada kedalaman setengah
meter, dengan pakaian lengkap dan tangan memeluk boneka. Tubuhnya dililit
seprei dan tali.
Polisi akhirnya menetapkan Agustinus
Tae (25) - mantan pembantu rumah tangga di kediaman Margareth - sebagai
tersangka tunggal pembunuhan Angeline. Agus mengaku kepada penyidik, ia
tega membunuh Angeline pada tanggal 16 Mei 2015 sekitar pukul 20.00 WIB dengan
cara mendorong Angeline sampai jatuh ke lantai dan memukul kepalanya dengan
benda tumpul hingga tewas.
Sampai saat ini, kecurigaan penyidik
kepada Agus sudah beralasan. Apalagi di tempat kejadian perkara,
ditemukan palu dan kaos putih dengan bercak darah. Diduga, palu dan kaos
tersebut digunakan Agus saat membunuh korban.
Agus dijerat dengan Pasal 35 dan Pasal
80 ayat 3 Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal 15
tahun penjara.
“Semua didasari berdasarkan keterangan
dan pengakuan dari Agus. Sementara ini hanya dia pelaku tunggal,” tandas
Kapolresta Denpasar Komisari Besar Polisi Anak Agung Made Sudana.
Apakah Publik
Percaya?
Jawabannya adalah 'tidak'.
Masyarakat sama sekali tidak
mempercayai bahwa Agus adalah pelaku tunggal pembunuhan terhadap bocah malang
tersebut.
"Ini tdk slh lg siibu angkat yg
membunuh....semua karangannya dan sandiwara nya siibu Sdh tamat...selamat
menerima hukuman yg lbh kejam dr apa yg ibu perbuat kepada angeline... Selamat
jln peri cantik, sekarang kau dpt terlelap dlm tidur panjang yg indah, surga
menanti mu angeline...kepergian mu akan selalu dikenang diiringi
doa"orang"yg menyayangi mu dgn tulus... Selamat jalan peri cantik
angeline..." (Tsu***i)
"Cicing naskleng memen tirine dueg
bersandiwara di tivi e..saya yakin sekeluarga itu terlibat pastinya...pak pol
coba di kembangkan sapa tau ada korban lain lg yg di bunuh" (***os)
"Paling to ortu angkatnya yg
bunuh,, sok bangt ngusir mentri" yg minta keterangan, sok nangis di acara
tv live, masak keterangan keluarga di saat engeline hilang malah sibuk kerja ,
dasar manusia biadap" (A***x)
Polisi memang masih terus mengembangkan
kasus ini dan kabarnya sudah mengamankan Ivon yang merupakan kakak angkat
Angeline. Ironisnya, kakak angkat Angeline inilah yang justru memasang
pengumuman hilangnya Angeline di media sosial.
Terkait dengan motif, sumber Bali
Express (Radar Bali Group) mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Angeline diduga
kuat karena masalah cemburu.
"Karena mereka tidak mau korban
mendapatkan harta dari almarhum suami Margareth Ch Megawe, yang memberikan
korban 60 persen dari harta mereka. Karena itu Margareth Ch Megawe pun
terpaksa diam dan diduga tertekan batin," tegas sumber tersebut.
Berkaca dari
Tragedi Angeline
Proses hukum masih berjalan, kita hanya
bisa berharap semoga kebenaran segera terungkap dan para pelaku mendapatkan
hukuman yang setimpal.
Namun setidaknya ada satu pelajaran yang bisa kita petik
dari tragedi Angeline :
"Seandainya memang
benar bahwa Margaretha (ibu angkat Angeline) tidak terlibat dalam
pembunuhan bocah malang tersebut, ia setidaknya sudah menerima balasan/karma
atas perlakuan tidak manusiawinya selama ini terhadap Angeline."
Menyuruh seorang bocah berusia 8 tahun
memberi makan ratusan ekor ayam, membiarkan bocah tersebut berjalan kaki sejauh
2 km ke sekolahnya, dan tidak mengurus Angeline dengan baik adalah sedikit
daftar perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan Margaretha pada Angeline.
Dan ia sudah menuai hasilnya - dituduh
terlibat dalam pembunuhan Angeline. Ketidakpeduliannya pada
Angeline selama ini pada akhirnya memberikan buah yang pahit pada diri dan
keluarganya. Beraneka cap negatif dari masyarakat pastilah saat ini
sudah disematkan padanya - terlepas dari fakta hukum nantinya. Cap itu
selamanya tidak akan hilang.Sebagai penutup, satu yang ingin saya sampaikan
adalah :
"Memberikan apa-apa yang terbaik
pada anak bukan merupakan hak anak. Makanan, pakaian, pendidikan, rasa
aman, kasih-sayang, dll itu bukanlah hak anak. Semua itu merupakan
kewajiban orangtua - baik kandung, tiri, maupun orangtua angkat/asuh."
Selamat jalan, Angeline. Jalan
hidupmu seperti kisah dongeng Cinderella, semoga engkau menemukan ibu peri dan
sepatu kacamu di surga-Nya.
Referensi & Tautan Luar :
- blog.ryanmintaraga.com
- http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/06/10/npqcev-dpr-desak-pembunuh-angeline-dihukum-berat
- http://www.sapujagat.com/read/2015/06/10/sosok-pembunuh-angeline-satpam-margaretha-si-agus-jadi-tersangka-13900
- http://news.okezone.com/read/2015/06/10/340/1163438/ini-yang-ditemukan-polisi-di-kamar-ibu-angkat-angeline
- http://wartakota.tribunnews.com/2015/06/10/kesaksian-orang-dekat-hidup-angeline-memilukan
- http://wartakota.tribunnews.com/2015/06/10/akhirnya-ibu-angkat-angeline-ditangkap
- http://news.merahputih.com/kriminal/2015/06/10/angeline-korban-drama-margareta-sang-ibu-angkat/16770/
- https://www.facebook.com/balipost/timeline
- http://nasional.tempo.co/read/news/2015/06/10/063673848/kasus-angeline-kronologi-dari-hilang-hingga-meninggal
- http://eveline.co.id/fokus-persepsi/kasus-hilangnya-angeline-netizen-desak-pencabutan-hak-asuh-ibu-angkat/
- http://warta.sumedang.info/8960/motif-agus-membunuh-angeline-dan-hukuman-penjara-yang-didapat/
- http://news.okezone.com/read/2015/06/11/340/1163606/angeline-tewas-tragis-ibu-angkat-harus-bertangungjawab
- http://www.jpnn.com/read/2015/06/11/308945/Persekongkolan-Sadis!-Sangat-Sadis!
No comments:
Post a Comment