Categories

Sunday, July 26, 2015

Cinta Bukanlah Hak Anak, Cinta Adalah Kewajiban Orangtua (Berkaca dari Kasus Angeline)


Angeline, gadis kecil yang cantik itu akhirnya ditemukan setelah 20 hari dilaporkan hilang.  Tragisnya, ia ditemukan dikubur di rumah orangtua angkatnya dalam kondisi tertelungkup dan memeluk boneka.
Netizen berduka, ucapan belasungkawa dan rangkaian doa mengiringi kembalinya gadis kecil berusia 8 tahun tersebut ke hadirat-Nya seraya menuntut pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus tersebut.  Kecurigaan masyarakat dialamatkan pada Margaretha Megawe, ibu angkat yang mengadopsi Angeline sejak ia masih berusia tiga hari.
Menurut penuturan beberapa saksi, semasa hidupnya Angeline kerap mendapat perlakuan tak manusiawi dari ibu angkatnya tersebut.
"Pernah saya dengar ibunya mengumpat kepada dia. Ngomongnya begini, 'kalau tidak membantu kasih makan ayam, mending ia keluar dari rumah ini," ujar Agustinus Tae (25) tetangga korban.
Setiap hari sepulang sekolah, Angeline hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja memberi makan ayam yang dipelihara oleh sang ibu.  Bila tidak memberi makan ayam, menurut kesaksiannya, ibunya tak segan memarahi.
Keseharian Angeline juga dinilai menyedihkan oleh Kepala Sekolah SD 12 Sanur, Ketut Ruta, tempat Angeline bersekolah.  Ruta bahkan pernah meminta agar dapat merawat Angeline, namun permintaan itu ditolak oleh orangtua angkat Angeline.
"Anak itu dari segi akademis agak kurang dibandingkan teman lainnya.  Ia sering diam, menutup diri, dan tidak mau bergaul.  Kondisinya sangat memprihatinkan," tutur Ruta seperti dikutip dari Tribun News.
Wali kelasnya bahkan pernah memandikan Angeline karena siswi kelas II SD tersebut datang ke sekolah dengan pakaian dekil dan bau badan yang tak sedap.
Sungguh memilukan.
Karena perlakuan buruk itulah, masyarakat dan netizen menuding kematian Angeline ada kaitannya dengan ibu angkatnya, Margaretha.  Namun Margaretha sendiri selalu menyatakan bahwa ia sangat menyayangi Angeline seperti gadis itu menyayanginya.  Ia bahkan pernah mengancam akan membunuh siapapun yang berani mengambil Angeline dari tangannya.
Kronologi Tragedi yang Menimpa Angeline Sejak Hilang Hingga Ditemukan
  1. 16 Mei 2015
Angeline terakhir terlihat di halaman rumahnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali. Investigasi Komnas Anak menyatakan tetangga melihat pintu pagar rumah Angeline terkunci saat itu.  "Artinya, hanya orang rumah yang tahu keberadaan terakhir Angeline.  Dia tidak keluar," kata Arist.
  1. 17 Mei 2015
Kakak angkat Angeline - Christina dan Ivon - mengumumkan hilangnya Angeline pada laman Facebook berjudul "Find Angeline-Bali's Missing Child". Mereka memasang sejumlah foto bocah yang senyumnya tampak ceria itu.  Keduanya juga mengajak masyarakat ikut mencari Angeline.  Masyarakat, dari artis hingga pejabat, geger ikut membantu pencarian bocah malang tersebut.
  1. 18 Mei 2015
Tiga hari setelah menghilang, keluarga melapor ke Kepolisian Sektor Denpasar Timur. Polisi memeriksa sejumlah saksi, yaitu Margareth (ibu angkat Angeline), Antonius (pembantu sekaligus penjaga rumah), dan seorang penghuni kontrakan milik Margareth bernama Susianna.Polda Bali memperluas pencarian di seluruh perbatasan Bali, Banyuwangi, dan Nusa Tenggara Barat.  Mereka juga memeriksa rumah Margareth tiga kali.  Pemeriksaan pertama dan kedua selalu dihalangi pemilik rumah.
  1. 24 Mei 2015
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengunjungi rumah Margareth pada malam hari. Arist menengok kamar tidur Margareth yang juga sering dipakai Angeline.  Menurut Arist, rumah itu tak layak huni karena acak-acakan, kotor, dan bau kotoran hewan.  Margareth memelihara puluhan anjing dan ayam di rumahnya.  Di kamar tidur, Arist mencium bau anyir yang berbeda dengan bau kotoran hewan.  "Tidak ada seprei terpasang dan ruangannya bau anyir," ujar Arist.  Kecurigaan itu segera dilaporkan kepada polisi.
  1. 5-6 Juni 2015
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengunjungi rumah Margareth dalam kesempatan berbeda, namun kedatangan keduanya ditolak keluarga Angeline.
  1. 9 Juni 2015
    Guru SD Negeri 12 Sanur Bali, tempat Angeline sekolah, menggelar sembahyang di depan Pura Penyimpangan Batu Bolong, depan rumah Angeline. Persembahyangan digelar untuk meminta petunjuk paranormal.   Mereka mengaku mendengar suara Angeline.
  2. 10 Juni 2015
Polisi menemukan jasad Angeline di pekarangan rumah Margareth. Angeline ditemukan dikubur pada kedalaman setengah meter, dengan pakaian lengkap dan tangan memeluk boneka.  Tubuhnya dililit seprei dan tali.
Polisi akhirnya menetapkan Agustinus Tae (25) - mantan pembantu rumah tangga di kediaman Margareth - sebagai tersangka tunggal pembunuhan Angeline.  Agus mengaku kepada penyidik, ia tega membunuh Angeline pada tanggal 16 Mei 2015 sekitar pukul 20.00 WIB dengan cara mendorong Angeline sampai jatuh ke lantai dan memukul kepalanya dengan benda tumpul hingga tewas.
Sampai saat ini, kecurigaan penyidik kepada Agus sudah beralasan.  Apalagi di tempat kejadian perkara, ditemukan palu dan kaos putih dengan bercak darah.  Diduga, palu dan kaos tersebut digunakan Agus saat membunuh korban.
Agus dijerat dengan Pasal 35 dan Pasal 80 ayat 3 Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal 15 tahun penjara.
“Semua didasari berdasarkan keterangan dan pengakuan dari Agus. Sementara ini hanya dia pelaku tunggal,” tandas Kapolresta Denpasar Komisari Besar Polisi Anak Agung Made Sudana.
Apakah Publik Percaya?
Jawabannya adalah 'tidak'.
Masyarakat sama sekali tidak mempercayai bahwa Agus adalah pelaku tunggal pembunuhan terhadap bocah malang tersebut.
"Ini tdk slh lg siibu angkat yg membunuh....semua karangannya dan sandiwara nya siibu Sdh tamat...selamat menerima hukuman yg lbh kejam dr apa yg ibu perbuat kepada angeline... Selamat jln peri cantik, sekarang kau dpt terlelap dlm tidur panjang yg indah, surga menanti mu angeline...kepergian mu akan selalu dikenang diiringi doa"orang"yg menyayangi mu dgn tulus... Selamat jalan peri cantik angeline..." (Tsu***i)
"Cicing naskleng memen tirine dueg bersandiwara di tivi e..saya yakin sekeluarga itu terlibat pastinya...pak pol coba di kembangkan sapa tau ada korban lain lg yg di bunuh" (***os)
"Paling to ortu angkatnya yg bunuh,, sok bangt ngusir mentri" yg minta keterangan, sok nangis di acara tv live, masak keterangan keluarga di saat engeline hilang malah sibuk kerja , dasar manusia biadap" (A***x)
Polisi memang masih terus mengembangkan kasus ini dan kabarnya sudah mengamankan Ivon yang merupakan kakak angkat Angeline.  Ironisnya, kakak angkat Angeline inilah yang justru memasang pengumuman hilangnya Angeline di media sosial.

Terkait dengan motif, sumber Bali Express (Radar Bali Group) mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Angeline diduga kuat karena masalah cemburu.
"Karena mereka tidak mau korban mendapatkan harta dari almarhum suami Margareth Ch Megawe, yang memberikan korban 60 persen dari harta mereka.  Karena itu Margareth Ch Megawe pun terpaksa diam dan diduga tertekan batin,"  tegas sumber tersebut.
Berkaca dari Tragedi Angeline
Proses hukum masih berjalan, kita hanya bisa berharap semoga kebenaran segera terungkap dan para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
Namun setidaknya ada satu pelajaran yang bisa kita petik dari tragedi Angeline :
"Seandainya memang benar bahwa Margaretha (ibu angkat Angeline) tidak terlibat dalam pembunuhan bocah malang tersebut, ia setidaknya sudah menerima balasan/karma atas perlakuan tidak manusiawinya selama ini terhadap Angeline."
Menyuruh seorang bocah berusia 8 tahun memberi makan ratusan ekor ayam, membiarkan bocah tersebut berjalan kaki sejauh 2 km ke sekolahnya, dan tidak mengurus Angeline dengan baik adalah sedikit daftar perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan Margaretha pada Angeline.
Dan ia sudah menuai hasilnya - dituduh terlibat dalam pembunuhan Angeline.  Ketidakpeduliannya pada Angeline selama ini pada akhirnya memberikan buah yang pahit pada diri dan keluarganya.  Beraneka cap negatif dari masyarakat pastilah saat ini sudah disematkan padanya - terlepas dari fakta hukum nantinya. Cap itu selamanya tidak akan hilang.Sebagai penutup, satu yang ingin saya sampaikan adalah :
"Memberikan apa-apa yang terbaik pada anak bukan merupakan hak anak.  Makanan, pakaian, pendidikan, rasa aman, kasih-sayang, dll itu bukanlah hak anak.  Semua itu merupakan kewajiban orangtua - baik kandung, tiri, maupun orangtua angkat/asuh."
Selamat jalan, Angeline.  Jalan hidupmu seperti kisah dongeng Cinderella, semoga engkau menemukan ibu peri dan sepatu kacamu di surga-Nya.

Referensi & Tautan Luar :
  1. blog.ryanmintaraga.com
  2. http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/06/10/npqcev-dpr-desak-pembunuh-angeline-dihukum-berat
  3. http://www.sapujagat.com/read/2015/06/10/sosok-pembunuh-angeline-satpam-margaretha-si-agus-jadi-tersangka-13900
  4. http://news.okezone.com/read/2015/06/10/340/1163438/ini-yang-ditemukan-polisi-di-kamar-ibu-angkat-angeline
  5. http://wartakota.tribunnews.com/2015/06/10/kesaksian-orang-dekat-hidup-angeline-memilukan
  6. http://wartakota.tribunnews.com/2015/06/10/akhirnya-ibu-angkat-angeline-ditangkap
  7. http://news.merahputih.com/kriminal/2015/06/10/angeline-korban-drama-margareta-sang-ibu-angkat/16770/
  8. https://www.facebook.com/balipost/timeline
  9. http://nasional.tempo.co/read/news/2015/06/10/063673848/kasus-angeline-kronologi-dari-hilang-hingga-meninggal
  10. http://eveline.co.id/fokus-persepsi/kasus-hilangnya-angeline-netizen-desak-pencabutan-hak-asuh-ibu-angkat/
  11. http://warta.sumedang.info/8960/motif-agus-membunuh-angeline-dan-hukuman-penjara-yang-didapat/
  12. http://news.okezone.com/read/2015/06/11/340/1163606/angeline-tewas-tragis-ibu-angkat-harus-bertangungjawab
  13. http://www.jpnn.com/read/2015/06/11/308945/Persekongkolan-Sadis!-Sangat-Sadis!

No comments:

Post a Comment